17 APRIL 1960

Ampelgading - Pemalang 52364, INA

14 November 2018

Mengenal dan Memanfaatkan Gulma Air 


Gulma air merupakan tumbuhan air yang seluruh atau sebagian dari daur hidupnya berada dalam air. Tumbuhan air ini tidak selalu menibulkan kerugian, tapi bisa juga memberi keuntungan. Hal ini tergantung dari pada jenis dan keadaan pertumbuhannya.

Untuk itu marilah kita mengenal beberapa jenis tumbuhan air yang biasa hidup diperairan.
Jenis Tumbuhan Air.


Tumbuhan air dapat digolongkan menjadi :
A.   Yang Melekat Pada Dasar Perairan, diantaranya :
1.    Muncul dipermukaan Air.
Jenis tumbuhan ini hidup dalam air dengan kedalaman 150 cm atau lebih, sebagain besar berakar rimpang, sedang bunga dan buah selalu terdapat diluar air.
Misalnya Wlingen (Scirpus grossus).

2.    Berdaun Terapung.
Jenis tumbuhan ini hidup dalam air dengan bunga dan buah terapung atau berada diatas permukaan air. Misalnya : Teratai (Nyphaea sp).

3.    Terbenam.
Jenis tumbuhan ini hidup dalam air dengan kedalaman 10 – 11 meter, daun berbentuk pita dan seluruhnya terbenam air. Misalnya : Ganggang (Hydrilla vertcillata).

B.    Tumbuhan Air yang Terapung Bebas.
Tumbuhan ini kebanyakan terdapat diperairan tenang atau mengalir lambat, mempunyai akar yang lebat dan melekat didasar perairan yang dangkal.
Misalnya : Enceng gondok (Eichrornia crassipers). Kayu apu (Pistia stratiotes).

Pemanfaatan Gulma Air
Apabila perumbuhan gulma air terlalu banyak dan luas sampai menutupi permukaan perairan atau kolam, dapat menimbulkan kerugian, oleh karena itu harus dikurangi jumlahnya.
Salah satu cara untuk mengurangi pertumbuhan gulma air adalah memanfaatkan dan pengolahan  gulma air tersebut untuk :

1.    Sebagai Bahan Pupuk Organik
Jenis gulma air yang dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik adalah :

a. Janji atau Kayambang. Yang dibiasa terdapat disawah-sawah, dapat digunakan untuk pupuk. Caranya sebagai berikut : kumpulkan janji, ikat dalam bentuk onggokan dan letakkan disawah, kemudian dibiarkan. Setelah janji mulai mengering, kemudian langsung dibenamkan ditanah.

b.    Enceng Gondok.
Selain jani, enceng gondok juga dimanfaatkan untuk pupuk organik, Caranya sebagai berikut : enceng gondok ditumpuk pada lahan yang akan ditanami setelah mengering dan membusuk selam 1 – 1,5 bulan. Kemudian diolah bersama tanah. Dan langsung lahan dapat ditanami jagung, ketela pohon dan lain-lain.

2.    Penanaman Jamur Merang
Pada umumnya penanaman jamur merang pada merang atau jerami, tetapi ternyata jamur merang dapat ditanam pada enceng gondok. Caranya hampir sama dengan ditanam pada jerami atau merang.
Penanaman jamur merang pada enceng gondok sbb. : enceng gondok yang segar dikeringkan, setelah itu diikat dengan ukuran garis tengah lebih kurang 15 cm dan panjangnya tergantung tanamannya, asal tidak melebihi 60 cm. Sebaliknya dalam satu ikatan panjang dibuat seragam.

Kemudian siapkan bedengan dengan ukuran lebar 60 cm, panjang 1 m, tinggi 20 – 30 cm. Kemudian ikatan enceng gondok direndam air bersih lebih kurang 3 jam. Setelah itu enceng gondok disusun dalam bedengan dan bibir jamur bisa ditanam disela-sela ikatan enceng gondok.

3.    Sebagai Bahan Kerajinan
Sebagai salah satu jenis gulma air yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan adalah tangkal dari eneng gondok yang panjang 50 cm atau lebih. Adapun cara pengolahannya sebagai berikut :
Tangkai enceng gondok yang dibuang akar dan daunnya, dikeringkan dengan sinar matahari selama 4 -7 hari.

Pengeringan sebaiknya jangan dilakukan dengan oven, hal ini akan menyebabkan tangkal enceng gondok menjadi rapuh dan mudah patah kalau dianyam. Setelah dikeringkan, tangkal dibelah menjadi 2 – 4 bagian, baru kemudian dianyam sesuau kebutuhan.

Misalnya : Untuk karpet, alas piring, alas gelas, tempat bunga dan lain-lain. Untuk mengawetkan dan memperindah hasil kerjaan, dapat dipernis.

4.    Penghasil Gas Bio.
Enceng gondok, selain dapat digunakan untuk pupuk, kerajinan tangan penanaman jamur merang ternyata gulma ini dapat dipakai sebagai bahan baku gas bio. Dan gas yang dihasilkan dapat digunakan untuk keperluan memasak atau penerangan. Adapun cara pembuatannya dapat dibagi menjadi 2 tingkatan, yaiut penyedian bahan dan pengisian pencerna.

Penyediaan Bahan :
-  Enceng gondok dipotong kecil-kecil.

-  Potongan ini dicampur dengan kotoran hewan yang masih segar ( segala macam kotoran hewan dapat digunakan). Campuran diaduk sampai rata. Selanjutnya dimasukkan kedalam lubang tanah. Banyaknya kotoran 1/10 dari berat enceng gondok.

-   Tiap hari diaduk dan disiram, sampai lebih kurang 3 minggu.

-  Setelah membusuk diambil, dicampur dengan air sebanyak 1,5 kali volume bahan, selanjutnya diaduk sampai rata dan disaring. Hasil saring digunakan untuk bahan gas dan ampas untuk pupuk tanaman.

Pengisian Pencerna :
-   Setiap hari, pencerna diisi hasil saringan tersebut diatas sebanyak lebih kurang 8 liter, setelah seminggu pencerna diisi 2/3 bagian.

-   Pengisian sedikit demi sedikit, agar bakteri metana dapat berkembang dengan baik.

-  Setelah 4 – 5 minggu, perlu ditambah air kapur lebih kurang 1,5 liter untuk membantu bekerjanya bakteri.

-  Jika timbulnya gas mulai berkurang, pencerna ditambah bubur atau hasil saringan tadi dengan membuang sebagian bubur dalam pencerna terlebih dulu dengan melalui pipa pembuangan C.

- Setelah 6 bulan sekali, pencerna dibongkar, dibersihkan keraknya, dan diisi lagi.


Sumber : Majalah Krida Edisi 195. Sutinah BIP. Ungaran
< >

Tidak ada komentar:
Write Komentar

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - fandi_firmansyh
Join Our Newsletter