Tanaman ini dikembang biakkan dari tunas-tunas yang keluar dari rimpangnya. Sedangkan pemilihan rimpang untuk bibit dapat diperoleh dari pohonnya yang sudah tua. Pembibitan dari rimpang ada 2 cara yaitu : Rimpang yang segar dipotong-potong langsung ditanam. Atau rimpang tersebut disimpan dahulu sampai keluar tunasnya. Lama penyimpanan bibit antara 1 – 2 minggu.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Sedangkan untuk jarak tanamannya 20 x 15 cm. Penanaman cara tumpang sari (campuran) jarak tanamnya bisa beragam, tergantung dari jenis dan jarak tanam-tanaman yang dicampurinya. Tetapi untuk pedoman secara umum adalah 60 x 40 cm.
Baca Juga : Beternak Itik Secara Terkurung
Cara penanaman yang baik dengan meletakkan bibit pada lubang tanam sedalam 5 cm. Kedalma ini merupakan faktor yang turut menentukan dalam pembentukan rimpang yang baik. Apabila penanaman terlalu dangkal, hasil rimpangnya akan jelek, bahkan tanaman tersebut tumbuh akar yang tidak berguna.
Pemupukan
Pemupukan pertama, dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 75 kg per Ha, sedang pemupukan kedua, dilakukan pada umur 3 bulan, dan pada saat itu juga dilakukan penggemburan tanah disekitar rumpun. Pemberian pupuk bisa ditaburkan disekitar rumpun, atau sejajar dengan barisan, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemanenan
Panen sudah dapat dilakukan pada umur 8 – 10 bulan atau bisa dilihat bila daun tanaman sudah mulai menguning. Cara memanen dapat dilakukan dengan membongkar seluruh rumpunnya dengan menggunakan cangkul.
Cara Pemasarannya
Untuk pemasaran ada 2 macam :
Pertama, dalam bentuk segar. Penanganannya sebagai berikut :
Setelah umbi dan rimpang dipanen, tanah atau semua kotoran yang melekat dibersihkan. Caranya, cukup dicuci pakai air bersih dikolam-kolam atau sungai. Kemudian bisa langsung dipasarkan.
Kedua, dalam bentuk kering. Penangannya sebagai berikut :
Rimpang yang sudha dibersihkan direndam kedalma air mendidih selama beberapa menit, kemudian ditiriskan dan diiris tipis. Irisan umbi ini langsung dijemur, tetapi sebainya direndam dalam air kapur dulu 2 % selama beberapa jam, baru dijemur.
Penjemuran sampai benar-benar kering, kira-kira kadar airnya 18 %. Setelah kering bisa dipak dalma karung atau kotak kayu, dan siap dipasarkan kepabrik jamu atau pedagang pengumpul.
Demikian ulasan singkat, selamat bertanam kunyit.
Sumber : Majalah Krida. Edisi 173. Hal 72
Cara penanaman yang baik dengan meletakkan bibit pada lubang tanam sedalam 5 cm. Kedalma ini merupakan faktor yang turut menentukan dalam pembentukan rimpang yang baik. Apabila penanaman terlalu dangkal, hasil rimpangnya akan jelek, bahkan tanaman tersebut tumbuh akar yang tidak berguna.
Pemupukan
Pemupukan pertama, dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam dengan menggunakan pupuk urea sebanyak 75 kg per Ha, sedang pemupukan kedua, dilakukan pada umur 3 bulan, dan pada saat itu juga dilakukan penggemburan tanah disekitar rumpun. Pemberian pupuk bisa ditaburkan disekitar rumpun, atau sejajar dengan barisan, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemanenan
Panen sudah dapat dilakukan pada umur 8 – 10 bulan atau bisa dilihat bila daun tanaman sudah mulai menguning. Cara memanen dapat dilakukan dengan membongkar seluruh rumpunnya dengan menggunakan cangkul.
Cara Pemasarannya
Untuk pemasaran ada 2 macam :
Pertama, dalam bentuk segar. Penanganannya sebagai berikut :
Setelah umbi dan rimpang dipanen, tanah atau semua kotoran yang melekat dibersihkan. Caranya, cukup dicuci pakai air bersih dikolam-kolam atau sungai. Kemudian bisa langsung dipasarkan.
Kedua, dalam bentuk kering. Penangannya sebagai berikut :
Rimpang yang sudha dibersihkan direndam kedalma air mendidih selama beberapa menit, kemudian ditiriskan dan diiris tipis. Irisan umbi ini langsung dijemur, tetapi sebainya direndam dalam air kapur dulu 2 % selama beberapa jam, baru dijemur.
Penjemuran sampai benar-benar kering, kira-kira kadar airnya 18 %. Setelah kering bisa dipak dalma karung atau kotak kayu, dan siap dipasarkan kepabrik jamu atau pedagang pengumpul.
Demikian ulasan singkat, selamat bertanam kunyit.
Sumber : Majalah Krida. Edisi 173. Hal 72
<
>
Tidak ada komentar:
Write Komentar