Hal yang mendasar yang perlu anda ketahui dalam memulai beternak belut adalah cara membedakan antara belut betina dengan belut yang jantan, cara pembibitan belut, lama pemeliharaan belut sampai siap panen, dan penyeleksian antara bibit yang baik dan kurang baik untuk dipelihara. Untuk itu kita bahas mulai dari membedakan belun jantan dengan belut betina ternyata tidak mudah. Karena tanda-tanda kelaim sekunder yang mereka miliki tidak begitu jelas.
Baca Juga : KELOMANG Yang Takut Telanjang
Kita ketahui bahwa belut itu sendiri bersifat hermaprodit. Ia dapat berganti kelamin selama masa hidupnya. Beberapa ahli menyebutkan bahwa pada saat masih muda, belut-belut itu sendiri berbentuk betina. Sedangkan bila sudah tua selalu membentuk jantan. Selain itu, untuk membedakan jenis belut jantan dan betina dapat dilihat ciri-ciri berikut :
Perkembangan budidaya belut belum secerah seperti budidaya ikan tawes, karper, lele dan sebagainya. Hal ini dikarenakan masih sulitnya memperoleh bibit belut itu sendiri. Hingga kini belum diketemukan teknik pembenihan yang baik dan mantap. Biasanya para pemelihara belut masih tergantung kepada bibit hasil tangkapan di alam (sawah-sawah).
Pembenihan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Untuk pembenihannya diperlukan kolam seluat 100-200 m². Agar tanahnya mudah berlumpur, kolam tersebut harus dicangkul dan diberi pupuk kandang kering sebanyak 0,3 kg/m². Selajutnya kolam diairi setinggi 20 cm (bagian terdalam) dan 15 cm (bagian terdangkal) hingga mirip dengan tanah sawah.
- Setelah kolam dipersiapkan kemudian induk belut ditebarkan. Karena memilih belut jantan dan betna tidak gampang, maka sebaiknya ditebarkan saja dua kelompok belut yang berbeda ukurannya.
Kelompok pertama, dipilih belut-belut yang ukurannya kurang dari 30 cm tetapi sudah lebih dari 20 cm, yaitu untuk memperoleh induk betina yang sudah dewasa dan siap kawin. Sedangkan.
Kelompok kedua, dipilih belut-belut berukuran 40 cm atau lebih, untuk mendapatkan belut jantan.
Setiap meter persegi kolam hanya diperuntukkan bagi 1 ekor jantan dan 2 ekor betina.
- Terjadinya perkawinan ditandai dengan adanya busa-busa di atas lubang perkawinannya. Kira-kira 10 hari kemudian, busa tersebut akan hilang dan itu sebagai tanda bahwa perkawinannya telah selesai. Sekarang tinggal menunggu anak-anaknya menetas. Biasanya pada suhu 28-30°C telur belut menetas dalam waktu 8
– 10 hari. Pada umur 5 – 8 hari benih belut tersebut dipungut untuk dipindahkan ke kolam pembesaran benih.
Besar kecilnya belut pada saat dipanen, tergantung beberapa hal. Misalnya kualitas air kolam, tersedianya makanan dan lama pemeliharaannya. Pada umumnya dalam pemeliharaan selama 4 – 6 bulan, belut sudah dapat dipanen.
Untuk memperoleh bibit belut baik tentunya harus dilakukan pemilihan (seleksi) terhadap bibit belut yang ada. Untuk itu perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah :
- Bibi belut tersebut harus sehat, tidak terserang penyakit.
- Tidak cacat tubuh, baik itu karena luka ataupun cacat lainnya.
- Dalam umur yang sama, mempunyai ukuran relatif lebih besar dibandingkan individu lainnya.
- Bibit belut tersebut mempunya gerakan lincah & gesit.
Untuk pemeliharaannya, barang kali dapat dicoba salah satu cara yang dilakukan seperti berikut ini :
Kontruksi Kolam
- Kolam berbentuk empat persegi panjang, terbuat dari pasangan batu permanen.
- Ukuran kolam 1 x 1,2 x 3 m dan beberapa kolam dibangun seri. Karena belut menyukai lingkungan yang dingin maka 60 – 70 cm bagian tinggi kolam berada dalam tanah sehingga media kolam selalu dingin.
- Kolam penampungan induk belut, ukurannya 200 cm x 200 cm dengan kedalaman 100 cm
- Kolam pemijahan dan pendederan belut, ukurannya 200 cm x 200 cm dengan kedalam 100 cm
- Kolam pembesaran belut, ukurannya 500 cm x 500 cm dengan kedalaman 120 cm
Sumber : Majalah Krida. Edisi 176
Kita ketahui bahwa belut itu sendiri bersifat hermaprodit. Ia dapat berganti kelamin selama masa hidupnya. Beberapa ahli menyebutkan bahwa pada saat masih muda, belut-belut itu sendiri berbentuk betina. Sedangkan bila sudah tua selalu membentuk jantan. Selain itu, untuk membedakan jenis belut jantan dan betina dapat dilihat ciri-ciri berikut :
Perkembangan budidaya belut belum secerah seperti budidaya ikan tawes, karper, lele dan sebagainya. Hal ini dikarenakan masih sulitnya memperoleh bibit belut itu sendiri. Hingga kini belum diketemukan teknik pembenihan yang baik dan mantap. Biasanya para pemelihara belut masih tergantung kepada bibit hasil tangkapan di alam (sawah-sawah).
Pembenihan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Untuk pembenihannya diperlukan kolam seluat 100-200 m². Agar tanahnya mudah berlumpur, kolam tersebut harus dicangkul dan diberi pupuk kandang kering sebanyak 0,3 kg/m². Selajutnya kolam diairi setinggi 20 cm (bagian terdalam) dan 15 cm (bagian terdangkal) hingga mirip dengan tanah sawah.
- Setelah kolam dipersiapkan kemudian induk belut ditebarkan. Karena memilih belut jantan dan betna tidak gampang, maka sebaiknya ditebarkan saja dua kelompok belut yang berbeda ukurannya.
Kelompok pertama, dipilih belut-belut yang ukurannya kurang dari 30 cm tetapi sudah lebih dari 20 cm, yaitu untuk memperoleh induk betina yang sudah dewasa dan siap kawin. Sedangkan.
Kelompok kedua, dipilih belut-belut berukuran 40 cm atau lebih, untuk mendapatkan belut jantan.
Setiap meter persegi kolam hanya diperuntukkan bagi 1 ekor jantan dan 2 ekor betina.
- Terjadinya perkawinan ditandai dengan adanya busa-busa di atas lubang perkawinannya. Kira-kira 10 hari kemudian, busa tersebut akan hilang dan itu sebagai tanda bahwa perkawinannya telah selesai. Sekarang tinggal menunggu anak-anaknya menetas. Biasanya pada suhu 28-30°C telur belut menetas dalam waktu 8
– 10 hari. Pada umur 5 – 8 hari benih belut tersebut dipungut untuk dipindahkan ke kolam pembesaran benih.
Besar kecilnya belut pada saat dipanen, tergantung beberapa hal. Misalnya kualitas air kolam, tersedianya makanan dan lama pemeliharaannya. Pada umumnya dalam pemeliharaan selama 4 – 6 bulan, belut sudah dapat dipanen.
Untuk memperoleh bibit belut baik tentunya harus dilakukan pemilihan (seleksi) terhadap bibit belut yang ada. Untuk itu perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah :
- Bibi belut tersebut harus sehat, tidak terserang penyakit.
- Tidak cacat tubuh, baik itu karena luka ataupun cacat lainnya.
- Dalam umur yang sama, mempunyai ukuran relatif lebih besar dibandingkan individu lainnya.
- Bibit belut tersebut mempunya gerakan lincah & gesit.
Untuk pemeliharaannya, barang kali dapat dicoba salah satu cara yang dilakukan seperti berikut ini :
Kontruksi Kolam
- Kolam berbentuk empat persegi panjang, terbuat dari pasangan batu permanen.
- Ukuran kolam 1 x 1,2 x 3 m dan beberapa kolam dibangun seri. Karena belut menyukai lingkungan yang dingin maka 60 – 70 cm bagian tinggi kolam berada dalam tanah sehingga media kolam selalu dingin.
- Kolam penampungan induk belut, ukurannya 200 cm x 200 cm dengan kedalaman 100 cm
- Kolam pemijahan dan pendederan belut, ukurannya 200 cm x 200 cm dengan kedalam 100 cm
- Kolam pembesaran belut, ukurannya 500 cm x 500 cm dengan kedalaman 120 cm
Sumber : Majalah Krida. Edisi 176
<
>
Tidak ada komentar:
Write Komentar