Dibalik keindahanannya sebagai flora hias,
tanaman krisan (Chrysanthemum sp) baik daun
maupun bunganya ternyata banyak dimanfaatkan sebagai bahan ramuan
pengobatan tradisional. Herminia De Guzman Ladion seorang pakar kesehatan
Filipina, memasukkan krisan sebagai salah satu jenis tanaman obat penyembuh
ajaib. Khsaiat kembang krisan dalam dunia pengobatan misalnya untuk
menyembuhkan sakit batuk, nyeri perut karena angin, dan peradangan rongga sinus
( sinusitis ).
Baca Juga : Cara Bertanam Rambutan
Perebusan daun dan kembang krisan dalam dua
gelas air selama lima belas menit mampu mengobati sakit batuk produktif (batuk
berlendir) akibat kongesti dan bronchitis. Sedangkan perebusan akar krisan
dapat digunakan untuk obat sakit kepala. Tunas dan bunganya dapat dimakan
sebagai salad, dan daunnya dapat dimasak untuk minuman dalam acara-acara
meriah. Selain itu krisan juga mampu menurunkan demam, menurunkan tekanan
darah, memperbaiki penglihatan, member gizi pada darah, serta menurunkan panas
dalam. Disamping itu rasanya nikmat dan menyejukkan tenggorokan.
Karena khasiat-khasiat tersebut, bunga krisan
juga termasuk salah satu bahan ramuan yang penting pada pengobatan tradisional
Cina. Selain digunakan sebagai flora hias, belum banyak orang yang tahu bahwa
kembang krisan ternyata juga dapat dinikmati sebagai minuman seperti lazimnya
orang menikmati seduhan the. Selain khasiatnya yang beragam tersebut, rasanya
pun tak kalah nikmat dengan minuman the yang biasa kita minum.
Nikmatnya rasa teh kembang krisan tersebut
kini dapat anda jumpai dalam minuman kemasan kotak yang di produksi merk
kenamaan yang ada di Indonesia. Tanpa harus menyeduhnya terlebih dulu, anda
dapat langsung menikmati setiap saat. Minuman kemasan teh kembang krisan
merupakan produk teh krisan alami yang dibuat dari bahan-bahan pilihan dan
tanpa pengawet. Diproses dengan menggunakan mesin-mesin khusus dibawah
pengawasan tenaga-tenaga ahli sehingga menghasilkan produk yang bermutu tinggi.
Kemurnian rasa dan khasiatnya juga terjaga, sehingga baik untuk seluruh
keluarga.
Sumber : Majalah Intisari.agustus.2001
<
>
Tidak ada komentar:
Write Komentar