Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu diliputi oleh berbagai macam masalah yang kadang-kadang membuat rasa was-was, rasa khawatir, tidak menentu,maupun cemas atau kecemasan. Terjadinya perasaan-perasaan tersebut diatas sebagai akibat dari adanya ketidakpastian atas suatu hasil kegiatan. Ketidakpastian itu merupakan salah satu sumber terjadinya perasaan cemas. Sebagai contoh ; ketidakpastian akan masa depan, ketidakpastian akan diterima atau tidak permohonannya dan masih banyak lagi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Tips Memilih Kopi Yang Baik
Hidup merupakan perjuangan, dalam perjuangan mempertahanan diri, kita bisa membiarkan diri tenggelam dalam kecemasan, ataukah kita berusaha untuk menghilangkannya. Sebagai manusia yang normal pasti berusaha untuk menghilangkan perasaan cemas tersebut. Untuk dapat menghilangkan perasaan cemas tersebut tentu perlu menelusuri lebih dulu sumber-sumbernya atau sebab-sebabnya yang utama mengapa cemas tersebut timbul dalam diri seseorang,juga memerlkukan perhatian dan konsentrasi penuh.
Kecemasan ( anxiety ) bersumber pada perasaan takut, namun demikian antara takut dan cemas terdapat perbedaan yang penting. Pada kecemasan, orang tidak menyadari lagi faktor-faktor apa yang menyebabkan ia takut pada suatu obyek tertentu, sedang pada takut, orang yang bersangkutan telah menyadari benar obyek yang menimbulkan rasa takut, dan menyadari pula apa sebab ia menjadi takut. Misalnya orang yang takut anjing, hal ini sudah jelas obyeknya.
Jadi pengertiannya cemas adalah perasaan takut gagal yang ada pada diri seseorang dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Agar kita dapat terhindar dari perasaan cemas, maka kita harus selalu aktif dalam suatu kegiatan yang memerlukan fikiran dan konsentrasi. Kita harus membenamkan diri kita dalam berbagai kesibukan yang positif agar dalam fikiran kita tidak terjadi masa kosong atau mengalami kekosongan ( vacuum ). Dalam keadaan kosong ( vacuum ) inilah diri kita mudah terusik oleh berbagai macam emosi yang negatif, seperti cemas, takut, iri, dengki, dongkol dan benci yang tidak diketahui sebabnya, dan dapat mengganggu ketenangan dan ketentraman jiwa.
Perasaan cemas pada umumnya mulai mengganggu diri manusia pada saat seseorang telah selesai menunaikan pekerjaan. Pada saat inilah fikiran manusia mulai timbul angan-angan “seandainya” berhasil atau tidak, saat menunggu inilah cemas tidak muncu,maka manusia harus belajar sabar, tabah dan penuh percaya diri akan kemampuannya dalam menghadapai situasi-situasi tertentu.
Hidup merupakan perjuangan, dalam perjuangan mempertahanan diri, kita bisa membiarkan diri tenggelam dalam kecemasan, ataukah kita berusaha untuk menghilangkannya. Sebagai manusia yang normal pasti berusaha untuk menghilangkan perasaan cemas tersebut. Untuk dapat menghilangkan perasaan cemas tersebut tentu perlu menelusuri lebih dulu sumber-sumbernya atau sebab-sebabnya yang utama mengapa cemas tersebut timbul dalam diri seseorang,juga memerlkukan perhatian dan konsentrasi penuh.
Kecemasan ( anxiety ) bersumber pada perasaan takut, namun demikian antara takut dan cemas terdapat perbedaan yang penting. Pada kecemasan, orang tidak menyadari lagi faktor-faktor apa yang menyebabkan ia takut pada suatu obyek tertentu, sedang pada takut, orang yang bersangkutan telah menyadari benar obyek yang menimbulkan rasa takut, dan menyadari pula apa sebab ia menjadi takut. Misalnya orang yang takut anjing, hal ini sudah jelas obyeknya.
Jadi pengertiannya cemas adalah perasaan takut gagal yang ada pada diri seseorang dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Agar kita dapat terhindar dari perasaan cemas, maka kita harus selalu aktif dalam suatu kegiatan yang memerlukan fikiran dan konsentrasi. Kita harus membenamkan diri kita dalam berbagai kesibukan yang positif agar dalam fikiran kita tidak terjadi masa kosong atau mengalami kekosongan ( vacuum ). Dalam keadaan kosong ( vacuum ) inilah diri kita mudah terusik oleh berbagai macam emosi yang negatif, seperti cemas, takut, iri, dengki, dongkol dan benci yang tidak diketahui sebabnya, dan dapat mengganggu ketenangan dan ketentraman jiwa.
Perasaan cemas pada umumnya mulai mengganggu diri manusia pada saat seseorang telah selesai menunaikan pekerjaan. Pada saat inilah fikiran manusia mulai timbul angan-angan “seandainya” berhasil atau tidak, saat menunggu inilah cemas tidak muncu,maka manusia harus belajar sabar, tabah dan penuh percaya diri akan kemampuannya dalam menghadapai situasi-situasi tertentu.
Jenis-Jenis Kecemasan
Menurut pendapat Sigmund Freud, kecemasan dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu kecemasan obyektif, kecemasan neurotik dan kecemasan moral. Dikatakan kecemasan obyektif, bila sumbernya terdapat diluar diri orang yang bersangkutan. Contohnya orang yang takut pada ular, takut kucing, takut ruang yang gelap dan sebagainya.
Dikatakan kecemasan neurotik, bila sumber kecemasan itu terdapat pada das Ich. Jika orang tidak mengendalikan nafsunya dia akan berbuat sesuatu menurut kehendak hatinya yang mungkin tidak sesuai dengan norma dan kehendak masyarakat, sehingga dia akan mendapat hukuman dari masyarakat. Sanksi-sanksi dari masyarakat itulah yang menimbulkan kecemasan. Kecemasan semacam ini disebut kecemasan neurotik.
Dikatakan kecemasan moral, bila timbulnya kecemasan itu bersumber pada kata hati. Misalnya ; orang takut melakukan korupsi, karena kata hatinya mengingatkan bahwa tindakan itu tercela. Seorang anak kecil takut mencubit kawannya, karena kata hatinya mengingatkan bahwa perbuatan itu tidak terpuji. Maka dari itu sebagai orang tua harus berusaha menanamkan dan membiasakan anak-anaknya untuk berbuat hal-hal yang baik, agar sedikit demi sedikit dalam dirinya tertanam sifat-sifat yang terpuji.
Peranan Kecemasan Pada Manusia
Cemas atau kecemasan menurut pendapa Tokoh Psikologi Sigmund Freud, mempunyai peran utama dalam dinamika kepribadian dan perkembangan kepribadian. Menurut Freud, kecemasan timbul akibat dari kegagalan. Kegagalan merupakan ancaman terhadap Ego. Maka boleh dikata kecemasan merupakan petunjuk bagi Ego bahwa kita dalam keadaan bahaya. Akibatnya kecemasan menimbulkan ketegangan dan sekaligus menjadi daya pendorong manusia untuk bertindak sesuai situasi.
Dalam hal ini berarti bila kecemasan timbul pada diri seseorang, maka hal itu akan mendorong orang tersebut untuk melakukan perbuatan-perbuatan tertentu guna menghindarkan diri dari obyek yang menjadikan dirinya cemas. Tindakan yang dilakukan itu turut serta menentukan perkembangan kepribadian pada diri seseorang dimasa berikutnya. Kecemasan juga menjadi sebab utama timbulnya neurosis dan psikosis.
Mengatasi Rasa Cemas
Dengan menemukan penyebab rasa cemas ; maka kita dapat berusaha untuk menghilangkannya. Rasa cemas dapat diatasi dengan kegiatan antara lain :
- Menyibukkan diri untuk bekerja. Bila mana kita sedang dalam keadaan cemas, maka sebaiknya kita membenamkan diri kita ke dalam berbagai kesibukan agar tidak hancur dan terlena dalam kekecewaan.
- Jangan membiarkan diri kita mudah tersinggung dan cepat marah karena hal-hal yang sepele yang seharunya dapat untuk kita lupakan begitu saja.
- Menyesuaikan diri dengan hal-hal yang tak dapat dielakkan. Kita harus menghadapi dengan lapang dada hal tersebut, karena tidak ada jalan lain. Tetapi bukan berarti kita harus menyerah begitu saja, melainkan kita harus selalu aktif berusaha untuk mengatasi keadaan, tapi jika memang di luar kemampuan kita, ya harus kita hadapi dengan tabah, sabar, dan diiringi dengan doa.
- Putuskan segala sesuatu dengan tegas dan tanggung jawab sampai dimana kita menaruh perhatian pada suatu keadaan. Jangan melebihi dari yang semestinya.
- Biaran kejadian-kejadian yang lampau itu terkubur dengan berjalannya waktu, jangan disesali sesuatu yang telah terlanjur.
- Analisislah keadaan-keadaan dengan berani, jujur, dan perhitungan yang matang, apakah akibat terburuk yang mungkin terjadi karena kegagalan.
- Siapkan diri kita untuk menerima hal-hal yang terburuk itu, jika memang benar akan terjadi.
- Lakukanlah perbaikan-perbaikan yang mungkin dapat dilakukan terhadap suatu yang buruk terjadi.
- Tabah, sabar, dan penuh percaya diri dalam menghadapi sesuatu persoalan serta diiringi dengan doa dan tawakal, menyerahkan diri kita kepada Allah SWT.
Sumber : Majalah Krida Edisi 207. Arno M.S
<
>
Tidak ada komentar:
Write Komentar