17 APRIL 1960

Ampelgading - Pemalang 52364, INA

13 April 2019

Jeruk Manis


Tanaman jeruk manis menghendaki tanah yang gembur. Ia tidak tahan genangan air. Pengaruh manis menghendaki tanah yang masam. Disamping itu jeruk manis menghendaki pemupukan yang baik, khususnya pupuk organis (pupuk kandang, kompos dan lain-lain) dan anorganik (pupuk N, Pupuk Fosfor dan kali).

Pupuk organis sangat diperlukan, oleh karena itu pupuk tersebut akan membantu pertumbuhan suatu jenis cendawan (mycarrhiza) yang melekat pada akar jeruk dan merupakan alat penghisap zat-zat makanan dari tanah bagi tanaman. Hal ini disebabkan karena akar-akar tanaman jeruk tidak mempunyai akar rambut, maka cendawan itu menjadi penggantungnya.

Baca Juga : Jambu Mete

Sebagai pedoman dapat digunakan cara sebagai berikut :

Pada permulaan, tanaman diberi 2 – 3 blek pupuk kandang. Kemudian tiap tahunnnya diberi tambahan pupuk 2 - 4  blek lebih banyak daripada pemupukan tahun lalu, sehingga pada umur 9 tahun, tiap-tiap tanaman akan menerima ± 200 kg (20 blek) pupuk kandang. Sesudah itu tidak perlu penambahan lagi, karena penambahan pemupukan tidak akan mendatangkan hasil.

Pemupukan organis diperlukan karena tanaman jeruk sangat peka terhadap pupuk buatan, seperti ZA, Fosfor dan kali. Dewasa ini di Indnesia sudah banyak yang menggunakan pupuk buatan. Dari penyeledikan dengan pupuk buatan, sementara mendatangkan hasil sebagai berikut :

Di tanah yang subur, tambahan pupuk buatan itu merupakan campuran pupuk yang mengandung zat-zat N, P205 dan K20 dengan perbandingan 2:1:1 sedang pada tanah yang kurus perbandingannya 1:2:2.

Selanjutnya pemberian zat lemas 400 kg/Ha, yang diberikan beberapa kali tidak memberikan hasil lebih, bahkan sering merugikan.

Maksimal dapat diberikan beberapa kali sebanyak 200 kg/Ha, yaitu masing-masing sebanyak 50 kg/Ha. Jika jumlah tersebut diberikan dalam 4 kali, maka tiap-tiap pohonnya akan menerima 0,3 kg N atau 1,5 kg ZA. Sedang kebutuhan zat fosfor adalah 2 x ± 0,2 kg P205 atau 1 kg D.S dan untuk zat kali 1 – 3 kali besar fosfor atau ± 0,2 – 1,6 kg Z.K.

Pemberantasan Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang jeruk manis adalah penyakit getah (Gomziekte), yang disebabkan oleh Phytophora parasitica. Jenis kapang tersebut hidup didalam tanah dan menyerang pada pangkal batang kulit yang terserang berubah warnanya dan mati, sedang dari luka-lukanya yang ditumbulkan penyakit tersebut, keluarlah getah seperti damar.

Kalau penyakit tersebut sudah hebat, pohon itu dilingkari penyakit tersebut yang berupa gelang-gelang dan akhirnya akan mati. Pada umumnya penyakit tersebut dapat diatasi dengan mengupas kulit yang mendapat serangan. Tempat yang dikupas sebaiknya didesinfektir dengan teer kayu atau desinfektant lainnya.

Untuk mencegah penyakit tersebut leher akan dibuka di atas tanah air yang biasanya untuk mengairi dan  membawa penyakit tersebut tidak boleh mengenai batangnnya.

Penyakit kudis (Cladosporium citri, Massee) dan kanker (psedomonas citri, Hasse) banyak juga menyerang pohon jeruk. Kedua penyakit tersebut menyebabkan banyak kelainan seperti zat gabus pada daun dan buah.

Pertumbuhan cabang-cabang baru menjadi terhalang. Daun yang diserang gugur. Untuk mencegah tumbuhnya penyakit-penyakit tersebut, daun muda dapat disemprot dengan bubur bordo. Sesaat sebelum tumbuhnya daun muda.

Pemungutan Hasil
4 – 5 tahun sesudah tanam, pohon jeruk manis mulai berbunga. Musim bunga biasanya jatuh pada permulaan musim hujan. Kira-kira 9 bulan kemudian, buahnya sudah dapat dipetik. Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300 – 400 buah/tahun.

Adakalanya sampai 400 – 500 buah. Jeruk manis biasanya diusahakan secara besar-besaran, untuk diambil air jeruknya (juice). Dengan teknik modern, buah-buahnya tersebut dapat diperas dan dapat menghasilkan air jeruk ± 62 % dari berat buah.


Sumber : Majalah Krida. Edisi 181. Hal 68
< >

Tidak ada komentar:
Write Komentar

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - fandi_firmansyh
Join Our Newsletter